“
visi + disiplin + keyakinan + doa = keberhasilan ”
Alhamdulillah, kali ini punya cerita untuk
ditulis, setelah kemarin tim olimpiade yang saya dan teman-teman gawangi
berhasil menyabet juara II di ajang olimpiade Ekonomi Islam Temu Ilmiah
Regional 2011 di Forshei IAIN Walisongo Semarang. Temilreg merupakan annual event dari program kerja FoSSEI
nasional yang diadain di tiap regional. Tahun lalu, KSEI (Kelompok Studi
Ekonomi Islam) kami jadi tuan rumahnya, jadi saya ama temen-temen belum bisa
berpartisipasi menjadi peserta olimpiade.
Setelah kami baca proposal publikasi Temilreg
2011, tanpa menunda-nunda waktu, kami bahas proses seleksi untuk menentukan
delegator olimpiade dari KSEI kami. Karena saya dapet amanah untuk
mengkoordinir proses seleksi delegator di KSEI saya, ya langsung aja tanpa ikut
proses seleksi saya mencalonkan diri jadi salah satu anggota tim olimpiade
(hehe, curang ni yee). Berdasarkan ketentuan di proposal pemberitahuan, tiap
KSEI berhak mengirimkan delegasi olimpiade maksimal dua tim (@ tim 3 orang).
Selanjutnya, saya dibantu kak Dila
angkatan 2008 udah berhasil ngadain
seleksi delegasi buat olimpiade. Satu delegator dari angkatan 2008 (kak Islam),
tiga delegator angkatan 2009 (Bayu, Machda, and
me !) dan dua delegator dari angkatan 2010 (dek Eno’ sama dek Fatimah). Tim
I terdiri dari Machda, dek Eno’, and me!,
dan tim II beranggotakan kak Islam, Bayu, sama dek Fatimah. Minggu terakhir di
bulan Maret, kami duduk bareng untuk mengatur jadwal belajar tim I dan tim II.
Selain itu, kami juga bersepakat untuk menentukan metode belajar seperti apa
yang bakal kami pakai untuk persiapan olimpiade. Akhirnya kami bersepakat untuk
belajar kelompok tiga kali dalam seminggu. Di tiap pertemuan, masing-masing
delegator harus menyiapkan 20 poin soal yang dikerjakan secara mandiri.
Soal-soal itu kemudian dikerjakan oleh teman-teman lain lalu dicocokin
jawabannya bareng-bareng. Setelah itu, si pembuat soal berkewajiban menjelaskan
jawaban soal dan materi yang terkait dengan soal yang dibuatnya. Secara teknis,
seperti itulah model pembelajaran di KSEI kami, bagaimana dengan KSEImu ??.
Pada pertemuan ke-6 yang merupakan pertemuan
kelompok yang terakhir, kami rekap semua materi yang belum kami pelajari.
Ternyata banyak juga yang belum dibahas saat belajar bareng. Akhirnya kami hanya
bersepakat untuk belajar sendiri-sendiri in
the kost atau at home...Belajar,
belajar, dan belajar. Meski demikian, hal yang paling indah di pertemuan
terakhir ini adalah we can support each
other. Kak Islam bilang “kita gak
bakal menang kayaknya, saingan kita
kelas berat”. Namun, spontan saya langsung menimpali pernyataan Kak Islam “aku yakin kita bisa menang dan bawa pulang
salah satu tropi”. Then, setelah
sayup-sayup adzan magrib terdengar, pertemuan terakhir pra-olimpiade itu kami
tutup dengan doa bareng (we’ll do the
best, then tawakaltu ‘alalloh..)
Tiba saatnya hari H, 9 April 2011.
Kami berenam saling berpandangan mata satu sama lain sebagai tanda semuanya
harus bersemangat dan saling support.
Anehnya, dari enam orang anggota tim, kenapa saya aja ya yang ngerasa yakin
banget kalo KSEI kami pasti jadi salah satu winner.
Meski begitu, saya tetep yakinkan teman-teman kalo kita pasti bisa (sure, we can !)
Babak pertama sudah kami lewati.
Ngerjain sekitar 100 soal dalam waktu kurang
lebih satu jam. Kini, tiba saatnya pengumuman tim yang akan masuk semifinal.
Ada lima tim yang bakal kepilih. Pas diumumin, saya sih denger kalo tim I FoSEI
UMS masuk semifinal. Kalo gak salah Tim I kami (machda, eno’, and me!) disebutin di urutan ketiga yang
masuk semifinal. Nomor satunya kalo saya gak salah denger thu dari STIE
Swastamandiri, STAIN Pekalongan, tim I FoSEI UMS. Dan, inilah percakapan kami
berenam sesaat setelah pengumunan tim yang masuk semifinal pertama kali
diperdengarkan :
Me : “Alhamdulilah ya, kita masuk
semifinal......”.
Machda :
“Bukan kita Sep, UNS yang masuk”....
Bayu, dek Eno’,
dek Fatimah, kak Islam : “Iya,
kayaknya kami dengernya UNS deh....”
Me : “UNS thu nomor lima, tim I UMS tadi disebutin
di urutan ke-3, coba deh dengerin sekali lagi pengumumannya...
Dan setelah diumumin sekali lagi,
akhirnya temen-temen sadar juga kalo tim I FoSEI UMS masuk ke semifinal, allohu akbar...........
Di babak semifinal, saya mensupport kedua rekan saya Machda dan
dek Eno’. We have to believe that we can.
Saya mengatakan itu berulang-ulang kali. Dan akhirnya, dengan ridlo Allah kami
berhasil masuk final dan menyabet juara II olimpiade Ekonomi Islam Temilreg
2011 ....
Itulah cerita di pertengahan April
yang menurut saya harus diambil hikmahnya. Kenapa waktu pengumuman yang pertama
cuma saya aja dari enam orang yang denger dan yakin kalo tim I FoSEI UMS masuk
semifinal?? Setelah pengumuman yang kedua kalinya, kelima teman saya baru sadar
dan yakin kalo tim I FoSEI UMS ternyata masuk semifinal.
Saya berkesimpulan bahwa waktu itu
saya mendengar disertai keyakinan yang penuh bahwa tim kami akan jadi salah
satu pemenang. Sementara kelima teman saya hanya mendengar saja, tanpa ada
keyakinan KSEI kami bisa menang. As my
opinion, KSEI kami memang bukan KSEI yang besar, tapi dengan kedisiplinan
belajar, keyakinan, dan tentunya do’a kami bisa jadi juara di regional meski
gak jadi yang pertama sih ...
Kesimpulan saya yang pertama, visi
tanpa kedisiplinan untuk bekerja keras, keyakinan, dan do’a hanya akan menjadi
imajinasi yang gak terjangkau. Sementara kerja keras, keyakinan, dan do’a tanpa
visi yang benar dan jelas hanya akan membuang banyak waktu saja. Sewaktu
berjibaku di babak final, saya sempet berdoa “Ya Allah berikanlah kami kesempatan untuk menyabet juara I”. Tapi
ternyata, Allah memperkenankan kami jadi juara II.
Kenapa ya Allah gak mengabulkan
keinginan saya agar KSEI kami menjadi juara I?? Perkiraan pribadi saya, mungkin
dengan meraih juara II dan membawa pulang tropi maka saya dan teman-teman yang
mengikuti olimpiade dapat memberikan sedikit siraman motivasi buat temen-temen
anggota KSEI kami yang sepertinya sudah mulai kendor semangatnya. KSEI kami
juga sepertinya butuh jadi juara, karna ternyata sudah sepuluh tahun gak pernah
jadi juara.........awesome !!
Dan terakhir, kesimpulan saya yang
kedua, keberhasilan itu ternyata bukan sebuah keinginan. Keberhasilan bagi diri
saya pribadi adalah sebuah kebutuhan. Allah memberikan apa yang saya butuhkan,
bukan apa yang saya mau J.
Keep fighting !