Senin, 25 April 2011

Formula Menuju Keberhasilan



“ visi + disiplin + keyakinan + doa = keberhasilan ”

Alhamdulillah, kali ini punya cerita untuk ditulis, setelah kemarin tim olimpiade yang saya dan teman-teman gawangi berhasil menyabet juara II di ajang olimpiade Ekonomi Islam Temu Ilmiah Regional 2011 di Forshei IAIN Walisongo Semarang. Temilreg merupakan annual event dari program kerja FoSSEI nasional yang diadain di tiap regional. Tahun lalu, KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) kami jadi tuan rumahnya, jadi saya ama temen-temen belum bisa berpartisipasi menjadi peserta olimpiade.

Setelah kami baca proposal publikasi Temilreg 2011, tanpa menunda-nunda waktu, kami bahas proses seleksi untuk menentukan delegator olimpiade dari KSEI kami. Karena saya dapet amanah untuk mengkoordinir proses seleksi delegator di KSEI saya, ya langsung aja tanpa ikut proses seleksi saya mencalonkan diri jadi salah satu anggota tim olimpiade (hehe, curang ni yee). Berdasarkan ketentuan di proposal pemberitahuan, tiap KSEI berhak mengirimkan delegasi olimpiade maksimal dua tim (@ tim 3 orang).

Selanjutnya, saya dibantu kak Dila angkatan 2008 udah berhasil  ngadain seleksi delegasi buat olimpiade. Satu delegator dari angkatan 2008 (kak Islam), tiga delegator angkatan 2009 (Bayu, Machda, and me !) dan dua delegator dari angkatan 2010 (dek Eno’ sama dek Fatimah). Tim I terdiri dari Machda, dek Eno’, and me!, dan tim II beranggotakan kak Islam, Bayu, sama dek Fatimah. Minggu terakhir di bulan Maret, kami duduk bareng untuk mengatur jadwal belajar tim I dan tim II. Selain itu, kami juga bersepakat untuk menentukan metode belajar seperti apa yang bakal kami pakai untuk persiapan olimpiade. Akhirnya kami bersepakat untuk belajar kelompok tiga kali dalam seminggu. Di tiap pertemuan, masing-masing delegator harus menyiapkan 20 poin soal yang dikerjakan secara mandiri. Soal-soal itu kemudian dikerjakan oleh teman-teman lain lalu dicocokin jawabannya bareng-bareng. Setelah itu, si pembuat soal berkewajiban menjelaskan jawaban soal dan materi yang terkait dengan soal yang dibuatnya. Secara teknis, seperti itulah model pembelajaran di KSEI kami, bagaimana dengan KSEImu ??.

Pada pertemuan ke-6 yang merupakan pertemuan kelompok yang terakhir, kami rekap semua materi yang belum kami pelajari. Ternyata banyak juga yang belum dibahas saat belajar bareng. Akhirnya kami hanya bersepakat untuk belajar sendiri-sendiri in the kost atau at home...Belajar, belajar, dan belajar. Meski demikian, hal yang paling indah di pertemuan terakhir ini adalah we can support each other. Kak Islam bilang “kita gak bakal menang kayaknya, saingan kita kelas berat”. Namun, spontan saya langsung menimpali pernyataan Kak Islam “aku yakin kita bisa menang dan bawa pulang salah satu tropi”. Then, setelah sayup-sayup adzan magrib terdengar, pertemuan terakhir pra-olimpiade itu kami tutup dengan doa bareng (we’ll do the best, then tawakaltu ‘alalloh..)

Tiba saatnya hari H, 9 April 2011. Kami berenam saling berpandangan mata satu sama lain sebagai tanda semuanya harus bersemangat dan saling support. Anehnya, dari enam orang anggota tim, kenapa saya aja ya yang ngerasa yakin banget kalo KSEI kami pasti jadi salah satu winner. Meski begitu, saya tetep yakinkan teman-teman kalo kita pasti bisa (sure, we can !)

Babak pertama sudah kami lewati. Ngerjain sekitar 100 soal dalam waktu  kurang lebih satu jam. Kini, tiba saatnya pengumuman tim yang akan masuk semifinal. Ada lima tim yang bakal kepilih. Pas diumumin, saya sih denger kalo tim I FoSEI UMS masuk semifinal. Kalo gak salah Tim I kami (machda, eno’, and me!) disebutin di urutan ketiga yang masuk semifinal. Nomor satunya kalo saya gak salah denger thu dari STIE Swastamandiri, STAIN Pekalongan, tim I FoSEI UMS. Dan, inilah percakapan kami berenam sesaat setelah pengumunan tim yang masuk semifinal pertama kali diperdengarkan :
Me                   :  “Alhamdulilah ya, kita masuk semifinal......”.
Machda           :  “Bukan kita Sep, UNS yang masuk”....
Bayu, dek Eno’, dek Fatimah, kak Islam         : “Iya, kayaknya kami dengernya UNS deh....”
Me                   :  “UNS thu nomor lima, tim I UMS tadi disebutin di urutan ke-3, coba deh dengerin sekali lagi pengumumannya...
Dan setelah diumumin sekali lagi, akhirnya temen-temen sadar juga kalo tim I FoSEI UMS masuk ke semifinal, allohu akbar...........

Di babak semifinal, saya mensupport kedua rekan saya Machda dan dek Eno’. We have to believe that we can. Saya mengatakan itu berulang-ulang kali. Dan akhirnya, dengan ridlo Allah kami berhasil masuk final dan menyabet juara II olimpiade Ekonomi Islam Temilreg 2011 ....

Itulah cerita di pertengahan April yang menurut saya harus diambil hikmahnya. Kenapa waktu pengumuman yang pertama cuma saya aja dari enam orang yang denger dan yakin kalo tim I FoSEI UMS masuk semifinal?? Setelah pengumuman yang kedua kalinya, kelima teman saya baru sadar dan yakin kalo tim I FoSEI UMS ternyata masuk semifinal.

Saya berkesimpulan bahwa waktu itu saya mendengar disertai keyakinan yang penuh bahwa tim kami akan jadi salah satu pemenang. Sementara kelima teman saya hanya mendengar saja, tanpa ada keyakinan KSEI kami bisa menang. As my opinion, KSEI kami memang bukan KSEI yang besar, tapi dengan kedisiplinan belajar, keyakinan, dan tentunya do’a kami bisa jadi juara di regional meski gak jadi yang pertama sih ...

Kesimpulan saya yang pertama, visi tanpa kedisiplinan untuk bekerja keras, keyakinan, dan do’a hanya akan menjadi imajinasi yang gak terjangkau. Sementara kerja keras, keyakinan, dan do’a tanpa visi yang benar dan jelas hanya akan membuang banyak waktu saja. Sewaktu berjibaku di babak final, saya sempet berdoa “Ya Allah berikanlah kami kesempatan untuk menyabet juara I”. Tapi ternyata, Allah memperkenankan kami jadi juara II.

Kenapa ya Allah gak mengabulkan keinginan saya agar KSEI kami menjadi juara I?? Perkiraan pribadi saya, mungkin dengan meraih juara II dan membawa pulang tropi maka saya dan teman-teman yang mengikuti olimpiade dapat memberikan sedikit siraman motivasi buat temen-temen anggota KSEI kami yang sepertinya sudah mulai kendor semangatnya. KSEI kami juga sepertinya butuh jadi juara, karna ternyata sudah sepuluh tahun gak pernah jadi juara.........awesome !!

Dan terakhir, kesimpulan saya yang kedua, keberhasilan itu ternyata bukan sebuah keinginan. Keberhasilan bagi diri saya pribadi adalah sebuah kebutuhan. Allah memberikan apa yang saya butuhkan, bukan apa yang saya mau J. Keep fighting !