Istilah go green telah
lama akrab di telinga masyarakat. Istilah ini seringkali diidentikkan dengan
tema besar yang sedang diusung para pemerhati lingkungan hidup akan semakin
parahnya kondisi lingkungan akibat pembangunan yang semakin masif. Istilah green economy juga mulai hangat
diperbincangkan para ekonom dan usahawan sejak maraknya pembangunan
besar-besaran yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, kesejahteraan
manusia dan kesetaraan sosial. Sama halnya ketika mendengar istilah green campus. Pihak civitas akademika memasifkan
gerakan go green di kampusnya
masing-masing. Upaya yang dilakukan bisa beraneka ragam. Mulai dari melakukan
aksi penanaman sejuta
pohon di sekitar kampus, atau tidak jarang menerapkan kebijakan
penyediaaan moda transportasi massal bagi segenap civitas akademika yang diharapkan
dapat mengurangi tingkat emisi yang menyebabkan polusi di sekitar kampus.
Di Fakultas Ekonomi
UMS khususnya, sudah mulai terlihat geliat menggelorakan semangat go green. Hal ini terlihat dengan dipajangnya
sebuah spanduk raksasa di hall baru FE. Isinya bukan ajakan untuk
menanam sejuta pohon atau anjuran untuk mengurangi intensitas menggunakan
kendaraan pribadi di kampus, melainkan ajakan untuk membenahi lingkungan kampus FE agar
memiliki green culture. Pertama, soal budaya thaharah. Menjaga
kebersihan di area FE hukumnya fardhu
‘ain dan merokok akan menjadi kebiasaan terlarang disini. Kedua, budaya shalat berjamaah. Ketiga seruan untuk mengenakan busana yang
sopan dan ‘sedikit’ syar’i bagi segenap civitas akademika terpampang jelas di
spanduk ini. Bagi para mahasiswi dan dosen perempuan tentunya, bersiaplah masuk
area FE UMS dengan balutan jilbab dan busana yang tidak ketat. Lalu untuk
mahasiswa yang terkadang masih berkeliaran di kampus FE pada saat jam efektif
dengan mengenakan sandal jepit dan celana pendek, maka bersiaplah dikatakan
‘buta huruf’ karena pasti ia belum membaca spanduk raksasa yang telah terpajang beberapa minggu ini. Dan keempat, soal budaya
akademik. Civitas akademika FE sangat dianjurkan untuk memiliki
kejujuran akademik dan senantiasa berpikir dengan prinsip ajaran Qur’an dan Sunnah, hati
nurani, serta logika yang sehat.
Apa yang tertera di spanduk raksasa
nampaknya baru sekedar
‘angan-angan’ tentang profil civitas akademika FE UMS di waktu
sekarang dan yang akan datang, jadi belum ada penegasan di dalamnya. Membangun sebuah budaya tidaklah
bisa selesai dalam satu atau dua bulan. Semoga di waktu dekat ini akan ada
spanduk yang tak kalah besarnya yang berisi penegasan bahwa himbauan pada
spanduk yang dipajang pertama resmi menjadi peraturan yang wajib ditaati oleh segenap civitas akademika terutama di lingkungan
Fakultas Ekonomi UMS. Setiap peraturan nampaknya harus memiliki
konsekuensi atau hukuman bagi pelanggarnya. Karena jika hanya menunggu
kesadaran individual saja berarti menunggu tidak tercapainya visi yang ditulis besar-besar dalam spanduk
tersebut. Semoga setelah
ada peraturan tegas, kampus FE bukan lagi menjadi ‘kampusnya para foto model
dan perokok’, tetapi benar-benar menjadi kampus para calon green economist, green
manager, green businessman, green accountant, bahkan green president.
Dipublish di koran pabelan Kamis, 13 Desember 2012